Mensos Gus Ipul Arahkan SDM PKH: Garda Depan Perubahan Sosial dan Masa Depan Bangsa
Jakarta - Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, memberikan arahan strategis kepada Sumber Daya Manusia Program Keluarga Harapan (SDM PKH) dalam sebuah kegiatan coaching yang diadakan di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial, Jakarta. Acara yang bertajuk "Transformasi Diri untuk Pelayanan Sosial Berdaya dan Bermakna" ini dihadiri oleh 50 peserta yang merupakan pendamping PKH dari wilayah Jakarta dan Banten. Dalam arahannya, Gus Ipul menekankan peran krusial SDM PKH sebagai agen perubahan sosial, garda terdepan dalam mengentaskan kemiskinan, dan penentu masa depan bangsa melalui program-program yang menyentuh langsung masyarakat rentan.
Gus Ipul memulai arahannya dengan memberikan semangat dan motivasi kepada para pendamping PKH. Beliau menegaskan bahwa tugas mereka jauh melampaui sekadar pekerjaan administratif atau pengumpulan data. "Saudara-saudaraku SDM PKH, kalian bukanlah sekadar petugas lapangan. Kalian adalah penjaga harapan, sahabat bagi mereka yang terpinggirkan," ujarnya dengan nada penuh semangat. Pernyataan ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah penegasan akan tanggung jawab moral dan sosial yang diemban oleh setiap pendamping PKH. Mereka adalah representasi negara di mata masyarakat kecil, jembatan antara pemerintah dan keluarga penerima manfaat (KPM) yang membutuhkan uluran tangan.
Dalam konteks perubahan sosial, Gus Ipul menjelaskan bahwa SDM PKH memiliki peran sentral dalam mengubah paradigma masyarakat dari ketergantungan menjadi kemandirian. Bantuan sosial, menurutnya, bukanlah solusi permanen, melainkan sebuah instrumen sementara untuk membantu keluarga prasejahtera bangkit dari keterpurukan. Oleh karena itu, pendamping PKH harus mampu membimbing KPM agar dapat mandiri secara ekonomi dan sosial. Keberhasilan seorang pendamping tidak diukur dari banyaknya data yang dikumpulkan, tetapi dari jumlah KPM yang berhasil lulus atau graduasi dari program bantuan sosial.
"Pendamping sejati adalah mereka yang mampu menyiapkan KPM-nya untuk tidak lagi didampingi," tegas Gus Ipul. Graduasi, lanjutnya, bukanlah akhir dari sebuah program, melainkan awal dari keberanian untuk berdiri sendiri dan menghadapi dunia nyata. Untuk mencapai target tersebut, Gus Ipul menargetkan minimal 10 KPM per tahun per pendamping bisa lulus dari program bantuan. Dengan 34.000 pendamping PKH yang tersebar di seluruh Indonesia, target ini bukan hanya ambisius, tetapi juga realistis jika setiap pendamping bekerja dengan dedikasi dan integritas tinggi.
Gus Ipul menekankan bahwa pemberdayaan ekonomi adalah kunci utama untuk mencapai kemandirian KPM. Pendamping PKH harus mampu memfasilitasi akses KPM terhadap berbagai program pelatihan, bantuan usaha, peningkatan kapasitas, hingga akses pasar. Mereka berperan sebagai fasilitator, motivator, edukator, pelatih, sekaligus pendamping sosial. Fungsi-fungsi ini harus dijalankan dengan integritas tinggi, menghindari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang dapat merugikan KPM dan menghambat tujuan program.
Selain pemberdayaan ekonomi, Gus Ipul juga mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi dalam sistem penyaluran bantuan sosial. Di era digital ini, sistem penyaluran bantuan sosial semakin berbasis data dan digital. Oleh karena itu, pendamping PKH harus mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar tidak tertinggal dan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada KPM. "Kalau perannya tidak terlihat, itu menjadi masalah buat kita semua," tegas Gus Ipul. Pernyataan ini merupakan peringatan keras bagi para pendamping PKH yang masih gagap teknologi dan kurang responsif terhadap perubahan zaman.
Lebih jauh, Gus Ipul menyampaikan bahwa SDM PKH juga memiliki peran penting dalam menyukseskan Sekolah Rakyat, program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Menurutnya, peran para pendamping menjadi wajah pertama negara di mata masyarakat kecil. Mereka adalah orang-orang yang pertama kali berinteraksi dengan keluarga prasejahtera dan memberikan harapan bagi masa depan anak-anak mereka. "Teman-teman SDM PKH adalah wajah sejati negara di mata rakyat kecil. Sekolah Rakyat bukan hanya sekolah, tapi gerbang masa depan," katanya.
Dalam konteks Sekolah Rakyat, Gus Ipul menekankan integritas sebagai harga mati dalam proses seleksi penerima manfaat pendidikan. Pendamping harus menghindari praktik titipan, sogokan, atau manipulasi data karena menyangkut masa depan generasi bangsa. Mereka harus benar-benar mencari KPM dengan Desil 1 atau miskin ekstrem, tidak boleh asal karena terkait masa depan bangsa. Integritas ini bukan hanya penting untuk menjaga kredibilitas program, tetapi juga untuk memastikan bahwa bantuan pendidikan tepat sasaran dan memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Gus Ipul juga menyoroti pentingnya sinergi antara SDM PKH dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dunia usaha, dan tokoh masyarakat. Sinergi ini diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pemberdayaan KPM dan pengentasan kemiskinan. Pendamping PKH harus mampu membangun jejaring yang luas dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada KPM.
Menutup arahannya, Gus Ipul memberikan apresiasi tulus kepada para pendamping atas dedikasi mereka. Beliau menyadari bahwa pekerjaan mereka tidaklah mudah, penuh dengan tantangan dan hambatan. Namun, Gus Ipul yakin bahwa dengan semangat pengabdian dan kerja keras, para pendamping PKH dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi kemajuan bangsa dan negara. "Kepada seluruh coach, izinkan saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya," pungkasnya.
Apresiasi ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan pengakuan atas pengorbanan dan dedikasi para pendamping PKH yang seringkali bekerja di daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berjuang setiap hari untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara keseluruhan, arahan Gus Ipul kepada SDM PKH mengandung pesan yang jelas dan tegas: mereka adalah garda depan perubahan sosial, agen pemberdayaan ekonomi, dan penentu masa depan bangsa. Tugas mereka bukan hanya sekadar memberikan bantuan sosial, tetapi juga membimbing KPM agar dapat mandiri, berdaya, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan integritas, dedikasi, dan sinergi yang kuat, SDM PKH dapat menjadi motor penggerak pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Ke depan, Kementerian Sosial akan terus berupaya meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan SDM PKH. Berbagai program pelatihan dan pengembangan akan diselenggarakan untuk membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas dengan efektif dan efisien. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kesejahteraan para pendamping PKH, termasuk peningkatan gaji, tunjangan, dan fasilitas kerja. Dengan dukungan yang memadai, diharapkan SDM PKH dapat bekerja dengan lebih optimal dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Dalam konteks yang lebih luas, arahan Gus Ipul juga sejalan dengan visi dan misi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera. Pengentasan kemiskinan merupakan salah satu prioritas utama pemerintah, dan program PKH merupakan salah satu instrumen penting untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan kerja keras dan sinergi dari seluruh pihak terkait, diharapkan Indonesia dapat segera mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya tujuan nomor 1 yaitu mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di mana pun.
Dengan demikian, peran SDM PKH tidak hanya terbatas pada lingkup program PKH saja, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan nasional dan global. Mereka adalah bagian dari solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial yang masih menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dukungan dan perhatian terhadap SDM PKH harus terus ditingkatkan agar mereka dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan memberikan kontribusi yang maksimal bagi kemajuan bangsa dan negara.
