Infrastruktur Kuat Jadi Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Kreatif di Masa Depan, Menekraf Tekankan Pentingnya Kolaborasi
Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur yang kokoh dan berkelanjutan memegang peranan krusial dalam menopang pertumbuhan ekonomi kreatif nasional di masa depan. Beliau menekankan bahwa sinergi yang erat antara infrastruktur, pendidikan, dan sektor ekonomi kreatif merupakan elemen strategis yang tak terpisahkan dalam pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
"Ekosistem kolaboratif yang terjalin harmonis antara infrastruktur yang memadai, sistem pendidikan yang berkualitas, dan sektor ekonomi kreatif yang dinamis dapat bekerja sama secara sinergis sebagai pilar-pilar kemajuan perekonomian nasional. Kami meyakini sepenuhnya bahwa masa depan ekonomi kreatif Indonesia akan tumbuh dan berkembang dari fondasi infrastruktur yang kuat, yang didukung oleh talenta-talenta terampil dan kompeten, serta ekosistem yang inklusif dan memberdayakan," ujar Riefky dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada Senin (16/6/2025).
Pernyataan penting ini disampaikan oleh Menparekraf dalam sesi tematik yang bertajuk "Enabling Innovation: Developing Infrastructure for Education and Creative Economy" yang merupakan bagian dari International Conference on Infrastructure (ICI) yang diselenggarakan di Plenary Hall Jakarta International Convention Center (JICC), pada Kamis (12/06) beberapa waktu lalu. Sesi tematik ini secara khusus membahas dan mengkaji secara mendalam mengenai pentingnya infrastruktur yang memadai dan berkualitas dalam memperkuat sektor pendidikan dan ekonomi kreatif, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui transformasi digital, peningkatan aksesibilitas, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.
Riefky juga memaparkan berbagai strategi inovatif dan terukur yang telah dan akan terus dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui program unggulan ASTA EKRAF, yang fokus pada penguatan kapasitas talenta ekonomi kreatif, pengembangan teknologi baru yang disruptif, konsolidasi ekosistem konten kreator yang inklusif dan kolaboratif, hingga perluasan ruang-ruang kreatif yang dapat menjadi wadah bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk berkreasi, berinovasi, dan berkolaborasi.
"Salah satu upaya strategis yang kami lakukan adalah dengan memperluas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Nongsa di Batam dan Singasari di Jawa Timur, yang secara khusus difokuskan pada pengembangan subsektor animasi. Kami percaya bahwa dengan adanya KEK yang berfokus pada animasi, akan dapat menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan subsektor animasi di Indonesia," imbuhnya.
Lebih lanjut, Riefky menekankan bahwa sinergi yang erat dan kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta juga dipandang krusial dan esensial untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten di sektor ekonomi kreatif. Ia menjelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri, serta dukungan dari sektor swasta dalam bentuk investasi dan mentoring, akan sangat membantu dalam menghasilkan talenta-talenta yang siap kerja dan mampu bersaing di pasar global.
"Infrastruktur ekonomi kreatif terkait erat dengan pendidikan dan pengembangan bakat. Ruang fisik memungkinkan pembelajaran praktis dan kewirausahaan untuk mendukung bakat serta inovasi subsektor ekonomi kreatif," jelas Riefky. Ia menambahkan bahwa ruang-ruang kreatif seperti co-working space, inkubator bisnis, dan pusat pelatihan dapat menjadi tempat yang ideal bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk mengembangkan ide-ide mereka, belajar dari para ahli, dan membangun jaringan dengan sesama pelaku industri.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infras), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), selaku tuan rumah ICI 2025, menyatakan bahwa konferensi ini menjadi wadah yang sangat penting untuk pertukaran ide, berbagi pengalaman, dan penguatan kolaborasi antara berbagai pihak dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
"Infrastruktur bukan hanya tentang apa yang kita bangun, tetapi tentang apa yang kita wujudkan. Ini memungkinkan seorang anak belajar dengan aman di sekolah, seorang petani bisa mengairi tanaman mereka dalam iklim yang berubah, sebuah keluarga mampu mengakses air bersih, dan seorang wirausahawan dapat memasarkan ide-ide kreatif mereka," papar AHY. Ia menambahkan bahwa infrastruktur yang baik akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja.
Konferensi ICI 2025 dihadiri oleh jajaran Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Duta Besar negara-negara sahabat, anggota DPR/MPR dan DPD RI, para Gubernur dan Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati, serta delegasi, para pemimpin dunia usaha, dan mitra pembangunan dari lintas negara. Kehadiran para pemangku kepentingan dari berbagai sektor ini menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk memajukan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Konferensi infrastruktur pertama berskala internasional di Indonesia ini dihadiri oleh lebih dari 7.000 peserta dari 33 negara partisipan, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan. Kehadiran peserta dari berbagai negara ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat pengembangan infrastruktur di kawasan Asia Tenggara.
ICI 2025 akan menjadi panggung penting bagi kolaborasi internasional, dengan kehadiran berbagai investor dan lembaga pembiayaan terkemuka, seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), World Bank, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group. Kehadiran para investor dan lembaga pembiayaan ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya tarik investasi yang tinggi di sektor infrastruktur.
Dengan adanya kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, serta dukungan dari lembaga-lembaga internasional, diharapkan pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan perekonomian nasional. Infrastruktur yang memadai dan berkualitas akan menjadi fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi kreatif dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
