Wali Kota Bogor Dukung Penuh Pengajuan Tempe Sebagai Warisan Takbenda UNESCO: Langkah Strategis Melestarikan Identitas Kuliner Bangsa

Wali Kota Bogor Dukung Penuh Pengajuan Tempe Sebagai Warisan Takbenda UNESCO: Langkah Strategis Melestarikan Identitas Kuliner Bangsa

Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menyatakan dukungan penuhnya terhadap upaya pemerintah untuk mengajukan tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage) ke UNESCO. Dukungan ini bukan hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan kuliner tradisional, tetapi juga sebagai pengakuan atas potensi tempe sebagai produk unggulan Indonesia yang telah mendunia.

Dedie Rachim mengungkapkan kebanggaannya bahwa tempe, yang diproduksi oleh sejumlah produsen di Kota Bogor, telah menjadi komoditas ekspor ke sepuluh negara. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik tempe tidak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga telah menembus pasar internasional.

"Di Bogor sendiri saat ini ada produsen tempe yang sudah menjadi eksportir tempe ke 10 negara. Ini tentu membuat kita bangga, karena penggemar tempe tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari mancanegara," kata Dedie saat menghadiri peringatan Hari Tempe Nasional yang digelar Forum Tempe Nasional di Kota Bogor, Minggu (15/6/2025).

Menurut Dedie, tempe kini bukan lagi sekadar makanan tradisional, melainkan telah bertransformasi menjadi produk pangan berprotein tinggi yang diminati oleh masyarakat global. Sebagai warisan budaya kuliner, tempe memiliki potensi besar untuk meningkatkan kebanggaan terhadap identitas bangsa Indonesia.

"Dulu kita sering dengar istilah 'bangsa tempe' adalah bangsa yang lemah, tapi kini justru tempe menjadi produk unggulan bernilai gizi tinggi yang dikonsumsi banyak negara. Ini bukti bahwa bangsa Indonesia sejak dulu sudah berpikir maju dalam mengolah makanan sederhana menjadi pangan berkelas dunia," ujarnya.

Dukungan dari Pemerintah Kota Bogor ini menjadi angin segar bagi upaya pelestarian dan pengembangan tempe sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah pusat untuk mempromosikan kuliner Indonesia di kancah internasional.

Sejarah Panjang dan Signifikansi Tempe dalam Budaya Indonesia

Tempe, makanan fermentasi yang terbuat dari kedelai, memiliki sejarah panjang dan mendalam dalam budaya Indonesia. Diperkirakan telah ada sejak abad ke-16, tempe awalnya berkembang di Jawa Tengah sebagai alternatif sumber protein yang terjangkau. Proses fermentasi kedelai menjadi tempe tidak hanya meningkatkan nilai gizinya, tetapi juga menciptakan cita rasa yang unik dan khas.

Tempe telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, dari hidangan sehari-hari hingga upacara adat. Kehadirannya tidak hanya sebagai sumber makanan, tetapi juga sebagai simbol kesederhanaan, kebersamaan, dan kearifan lokal.

Upaya Pengajuan Tempe Sebagai Warisan Takbenda UNESCO

Ketua Umum Forum Tempe Indonesia, Hardinsyah, menjelaskan bahwa upaya pengajuan tempe ke UNESCO sebagai warisan budaya takbenda telah dilakukan sejak tahun 2014. Saat ini, proses tersebut sedang menunggu penetapan yang rencananya akan dilakukan pada tahun 2026.

"Inisiasi pengajuan budaya tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2014, dan akhirnya perjuangan kami dan rekan-rekan dari berbagai organisasi, dan pegiat tempe ini diterima pemerintah Indonesia untuk diajukan ke UNESCO. Tentunya kita masih harus menanti penetapan oleh UNESCO dalam sidang yang diagendakan di tahun 2026 nanti," kata Hardinsyah.

Pengajuan ini merupakan langkah strategis untuk melindungi dan melestarikan tempe sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia. Dengan diakuinya tempe oleh UNESCO, diharapkan kesadaran masyarakat akan nilai penting tempe akan semakin meningkat, serta mendorong upaya pengembangan dan inovasi produk tempe yang berkelanjutan.

Rekomendasi Forum Tempe Nasional untuk Pengembangan Tempe

Rembug Budaya Tempe yang digelar untuk memperingati Hari Tempe Nasional menghasilkan sejumlah rekomendasi penting. Salah satunya adalah harapan agar tempe dijadikan media diplomasi budaya kuliner Indonesia dan menjadi sajian utama dalam setiap jamuan kenegaraan, serta berbagai kegiatan pemerintah pusat dan daerah.

Selain itu, Forum Tempe Nasional juga merekomendasikan agar pengrajin atau UMKM tempe mendapatkan akses permodalan, teknologi, dan pasar, baik lokal, regional, nasional, maupun internasional. Hal ini bertujuan untuk menjadikan tempe sebagai pangan yang mendunia dan meningkatkan kesejahteraan para pengrajin.

Rekomendasi lainnya adalah mendorong riset dan inovasi dalam mengembangkan berbagai produk pangan dan suplemen berbasis tempe. Dengan demikian, tempe tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk tradisional, tetapi juga dapat diolah menjadi berbagai produk modern yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

"Tempe dan semua proses di dalamnya, dapat menjadi media pembelajaran di dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, untuk menciptakan ekosistem kebudayaan kuliner berbasiskan tempe, disertai pembangunan tempat-tempat wisata yang mentransmisikan budaya tempe," imbuh Hardinsyah.

Potensi Tempe Sebagai Produk Unggulan Indonesia di Pasar Global

Tempe memiliki potensi besar untuk menjadi produk unggulan Indonesia di pasar global. Selain rasanya yang lezat dan kandungan gizinya yang tinggi, tempe juga memiliki keunggulan lain, yaitu ramah lingkungan. Proses pembuatan tempe tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan, serta menggunakan bahan baku lokal yang mudah didapatkan.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya makanan sehat dan berkelanjutan, tempe memiliki peluang besar untuk menarik perhatian konsumen global. Pemerintah dan pelaku industri tempe perlu bekerja sama untuk mempromosikan tempe sebagai produk unggulan Indonesia yang berkualitas dan ramah lingkungan.

Tantangan dan Strategi Pengembangan Tempe di Masa Depan

Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan tempe juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kurangnya inovasi dalam produk tempe. Sebagian besar tempe yang dijual di pasaran masih berupa tempe tradisional yang belum banyak mengalami modifikasi.

Selain itu, pemasaran tempe juga masih perlu ditingkatkan. Banyak konsumen, terutama di luar negeri, yang belum mengenal tempe dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran yang efektif untuk memperkenalkan tempe kepada masyarakat global.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak. Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada UMKM tempe dalam bentuk pelatihan, permodalan, dan akses pasar. Pelaku industri tempe perlu berinvestasi dalam riset dan pengembangan produk tempe yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Selain itu, promosi tempe perlu dilakukan secara gencar melalui berbagai media, baik online maupun offline. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, tempe dapat menjadi produk unggulan Indonesia yang mendunia dan membawa manfaat bagi kesejahteraan bangsa.

Kesimpulan

Dukungan Wali Kota Bogor terhadap pengajuan tempe sebagai Warisan Takbenda UNESCO merupakan langkah penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan warisan kuliner Indonesia. Tempe bukan hanya sekadar makanan tradisional, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menjadi produk unggulan Indonesia di pasar global.

Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, tempe dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan bangsa. Pengakuan UNESCO terhadap tempe sebagai warisan budaya takbenda akan semakin memperkuat identitas budaya Indonesia dan meningkatkan kebanggaan masyarakat terhadap produk lokal.

Wali Kota Bogor Dukung Penuh Pengajuan Tempe Sebagai Warisan Takbenda UNESCO: Langkah Strategis Melestarikan Identitas Kuliner Bangsa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama